Civil Network: Teknik Jembatan
News Update
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Teknik Jembatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknik Jembatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Juli 2023

Mengenal Jembatan Rangka Baja: Struktur, Jenis, dan Keunggulannya

Mengenal Jembatan Rangka Baja: Struktur, Jenis, dan Keunggulannya

Mengenal Jembatan Rangka Baja: Struktur, Jenis, dan Keunggulannya

Jembatan rangka baja merupakan salah satu jenis jembatan yang menggunakan baja sebagai material utamanya. Baja dipilih karena memiliki kekuatan yang tinggi, tahan terhadap beban yang berat, dan memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca ekstrem. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai apa itu jembatan rangka baja, jenis-jenisnya, dan mengapa baja menjadi pilihan yang ideal.

Apa yang Dimaksud dengan Jembatan Rangka Baja?

Jembatan rangka baja adalah jembatan yang menggunakan struktur rangka baja sebagai elemen utamanya. Struktur rangka baja terdiri dari balok, kolom, dan sistem penahan lainnya yang terhubung secara bersama-sama membentuk jembatan. Baja yang digunakan biasanya memiliki komposisi yang kuat dan tahan lama.

Jenis-jenis Jembatan Rangka Baja

Ada beberapa jenis jembatan rangka baja yang umum digunakan, antara lain:
  1. Jembatan Balok Tunggal: Jembatan ini menggunakan satu balok baja sebagai elemen utamanya. Jembatan balok tunggal sering digunakan untuk jembatan jalan kecil atau jembatan pejalan kaki.
  2. Jembatan Gerber: Jembatan gerber menggunakan dua atau lebih balok baja yang terhubung dengan sendi Gerber. Konstruksi ini memberikan kekuatan ekstra pada jembatan dan sering digunakan untuk jembatan rel kereta api.
  3. Jembatan Gantung: Meskipun sering kali terkait dengan kabel, beberapa jembatan gantung menggunakan rangka baja sebagai elemen struktural utama. Keunggulan jembatan gantung adalah kemampuannya untuk menjangkau jarak yang panjang dengan menggunakan struktur yang relatif ringan.

Keunggulan Penggunaan Baja pada Jembatan

Mengapa jembatan menggunakan baja? Berikut adalah beberapa keunggulan penggunaan baja pada jembatan:
  1. Kekuatan yang Tinggi: Baja memiliki kekuatan yang tinggi dibandingkan dengan material konstruksi lainnya seperti beton. Hal ini memungkinkan pembangunan jembatan yang lebih ringan dengan beban yang lebih tinggi.
  2. Tahan Lama: Baja memiliki daya tahan yang baik terhadap korosi dan kerusakan akibat cuaca ekstrem. Hal ini menjadikan jembatan rangka baja memiliki masa pakai yang lebih lama dibandingkan dengan jembatan konvensional.
  3. Kecepatan Pembangunan: Konstruksi jembatan rangka baja dapat dilakukan dengan cepat karena baja merupakan material yang mudah dibentuk dan dipasang. Proses pembangunan yang cepat ini mengurangi gangguan lalu lintas dan biaya proyek secara keseluruhan.
  4. Fleksibilitas Desain: Baja dapat dibentuk dengan berbagai cara, memberikan fleksibilitas desain yang tinggi pada jembatan. Hal ini memungkinkan pembangunan jembatan dengan bentuk dan gaya yang unik, sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan sekitar.
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, penggunaan jembatan rangka baja semakin populer dan menjadi pilihan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur transportasi yang modern.


Jembatan rangka baja adalah jembatan yang menggunakan struktur rangka baja sebagai elemen utamanya. Ada beberapa jenis jembatan rangka baja yang umum digunakan, termasuk jembatan balok tunggal, jembatan gerber, dan jembatan gantung. Baja dipilih sebagai material utama karena kekuatannya yang tinggi, daya tahan yang baik, dan fleksibilitas desainnya. Penggunaan jembatan rangka baja memiliki keunggulan-keunggulan seperti kekuatan yang tinggi, tahan lama, kecepatan pembangunan, dan fleksibilitas desain. Dengan demikian, jembatan rangka baja merupakan solusi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur transportasi modern.

Jumat, 30 Desember 2022

Tahapan Perencanaan Jembatan: Dari Analisis Kebutuhan hingga Pelaksanaan Pembangunan

Tahapan Perencanaan Jembatan: Dari Analisis Kebutuhan hingga Pelaksanaan Pembangunan

Tahapan Perencanaan Jembatan: Dari Analisis Kebutuhan hingga Pelaksanaan Pembangunan



Artikel ini membahas pentingnya mengumpulkan data dalam tahap perencanaan pembangunan jembatan. Ada dua jenis perencanaan untuk jembatan: satu untuk membangun jembatan baru, dan yang kedua untuk memperbaiki atau memperkuat jembatan yang sudah ada. Penggunaan database yang disebut PMS (sistem manajemen jembatan) dan perangkat lunak yang disebut "in vc" untuk mengumpulkan dan memasukkan data tentang jembatan selama survei lapangan. Data yang dikumpulkan akan digunakan untuk perencanaan dan pemrograman, yang termasuk mempertimbangkan kondisi jembatan, lokasi dan konteks jembatan, serta penggunaan dan tujuan jembatan. Kkebutuhan untuk mempertimbangkan berbagai kriteria dan standar desain saat merencanakan jembatan, termasuk jenis jembatan dan kapasitas memikul beban, serta material dan teknik konstruksi yang akan digunakan.


Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan jembatan, yaitu:

  1. Analisis kebutuhan: Tahap ini bertujuan untuk menentukan tujuan dan kebutuhan dari pembangunan jembatan, serta memahami kondisi lingkungan dan konteks di sekitar lokasi jembatan yang akan dibangun.
  2. Analisis alternatif: Tahap ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai alternatif desain jembatan yang mungkin dapat digunakan, serta membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif.
  3. Perencanaan detail: Tahap ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan desain jembatan yang terpilih secara lebih detail, dengan memperhitungkan berbagai aspek teknis dan non-teknis yang relevan.
  4. Pembuatan dokumen perencanaan: Tahap ini bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan yang menjelaskan secara terperinci desain jembatan yang telah dibuat, serta menyertakan spesifikasi teknis dan gambar-gambar yang diperlukan.
  5. Persiapan pelaksanaan: Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan pembangunan jembatan, termasuk memperoleh izin-izin yang diperlukan, menyiapkan peralatan dan tenaga kerja, serta mempersiapkan lokasi pembangunan.
  6. Pelaksanaan: Tahap ini merupakan tahap aktual dari pembangunan jembatan, dimana semua pekerjaan konstruksi dilakukan sesuai dengan desain yang telah dibuat.
  7. Pasca-konstruksi: Tahap ini bertujuan untuk melakukan pemeliharaan dan pengawasan terhadap jembatan yang telah dibangun, serta melakukan evaluasi terhadap kinerja jembatan yang telah dibangun.
Setelah menyelesaikan tahap-tahap di atas, jembatan yang telah dibangun akan siap untuk digunakan oleh masyarakat. Namun, penting untuk diingat bahwa pemeliharaan dan perawatan terus-menerus masih diperlukan untuk memastikan bahwa jembatan tetap aman dan dapat digunakan dengan nyaman.

Selain itu, perencanaan jembatan tidak hanya terbatas pada tahap-tahap yang telah disebutkan di atas. Dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan perencanaan tambahan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan pembangunan, atau untuk menyesuaikan desain jembatan dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

Secara keseluruhan, perencanaan jembatan merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, konsultan, kontraktor, dan masyarakat setempat. Namun, dengan mengikuti tahap-tahap yang telah disebutkan di atas, diharapkan dapat membantu dalam menghasilkan jembatan yang aman, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa perencanaan jembatan harus memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang terkait. Misalnya, dalam perencanaan jembatan di daerah pedesaan, mungkin diperlukan desain yang lebih sederhana dan murah, serta memperhatikan kebutuhan aksesibilitas bagi masyarakat setempat yang mungkin tidak memiliki akses ke transportasi umum.

Sedangkan untuk perencanaan jembatan di daerah perkotaan, mungkin diperlukan desain yang lebih kompleks dan mahal, serta memperhatikan kebutuhan aksesibilitas bagi masyarakat yang memiliki akses ke transportasi umum. Namun, perencanaan jembatan di daerah perkotaan juga harus memperhatikan masalah kemacetan dan polusi udara yang mungkin terjadi, serta mempertimbangkan solusi-solusi yang dapat mengurangi dampak negatif tersebut.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan kerjasama yang efektif antara berbagai pihak yang terkait, serta memperhatikan kepentingan masyarakat setempat dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, diharapkan perencanaan jembatan dapat menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, serta membantu dalam pembangunan yang berkelanjutan di masa yang akan datang.

Senin, 19 September 2022

Pembebanan pada Jembatan

Pembebanan pada Jembatan


Dalam mendesain sebuah jembatan hal yang pertama kali kita lakukan adalah mengidentifikasi beban yang terjadi pada jembatan. Untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan idealisasi struktur.

Secara umum beban pada jembatan dapat dibagi menjadi 3, yaitu beban primer, beban sekunder dan beban khusus.

 Beban Primer

a.      Beban Mati

b.      Beban Hidup

c.       Beban Kejut

d.      Beban akibat tekanan tanah


 Beban Sekunder

a.      Beban angin

b.      Beban akibat perbedaan suhu

c.       Beban akibat rangkak dan susut

d.      Beban rem dan traksi

e.      Beban Gempa

f.        Beban Gesek


Beban Sekunder

a.      Beban akibat gaya sentrifugal

b.      Beban akibat gaya tumbuk pada jembatan layang

c.       Beban akibat konstruksi

d.      Beban aliran air dan tumbukan benda-benda hanyutan

Pada umumnya beban yang paling signifikan berpengaruh terhadap struktur adalah beban primer, kecuali beban akibat gempa.

Untuk detail mengenai perhitungan beban sangat bergantung pada peraturan yang akan kita gunakan. Ada banyak peraturan yang digunakan diseluruh dunia, seperti AASHTO di amerika serikat, BI di inggris, dan JIS di jepang. Sementara di Indonesia digunakan SNI 1725-2016. 


Rabu, 24 Juni 2020

Girder Jembatan

Girder Jembatan

Girder Jembatan

Pengertian Girder Jembatan

Girder adalah bagian dari upstructure jembatan yang dipasang secara horizontal yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur atas jembatan ke abutment atau pilar. Penggunaan girder dipilih berdasarkan panjang bentang dan juga pendekatan struktur yang dilakukan. 
Jembatan dengan girder merupakan jenis struktur jembatan paling sederhana. Namun untuk mengakomodasi kebutuhan bentang yang semakin panjang berkembang berbagai teknologi girder seperti teknologi beton prategang.

baca juga : 

Fungsi Girder

Secara garis besar girder berfungsi menyalurkan beban berupa beban kendaraan, berat sendiri girder dan beban lainnya yang berada di atas girder tersebut ke bagian struktur bawah. Apabila dilihat secara struktur girder berfungsi menahan momen pada jembatan.

Jenis - Jenis Girder

I Girder

Girder tipe I girder merupakan girder yang paling umum dan sering digunakan di indonesia. Biasanya digunakan material baja ataupun beton prategang. Saat ini sudah banyak penyedia I girder dengan berbagai variasi bentang sesuai dengan kebutuhan. 


T Girder

Sesuai dengan namanya T girder mempunyai bentuk seperti huruf T. Dimana bagian atas girder memiliki lebar yang lebih besar.


Box Girder

Box girder merupakan tipe girder berongga yang biasanya berbentuk segi empat atau trapesium. Keunggulan box girder secara struktur adalah mampu menahan gaya puntir yang lebih baik dibandingkan dengan tipe girder lainnya. Sehingga box girder cocok digunakan untuk jenis jembatan lengkung.


U Girder

Sama seperti I dan T girder, jenis girder ini memiliki bentuk seperti namanya yaitu huruf U. Pada girder tipe ini biasanya memiliki tendon yang berpasang-pasangan. 


Demikian artikel mengenai Girder Jembatan, Terima kasih semoga bermanfaat. 


Selasa, 16 Juni 2020

Jenis Beton Prategang

Jenis Beton Prategang

Jenis Beton Prategang


Jenis Beton prategang dapat dibedakan berdasarkan waktu penarikan tendon dan berdasarkan posisi tendon.

Baca juga : 

1. Berdasarkan waktu penarikan tendon

  • Pre-tensioning

Pre-tensioning adalah metode prestressing dimana tendon/strand di tarik sebelum pengecoran. Gaya kemudian di transfer ke beton setelah kuat tekan beton mencapai kuat tekan rencana.

Tahapan pretensioning

ilustrasi-pretensioning

 Penggunan Pre-tensioning

penggunaan-pretensioning

  • Post-tensioning

Post-tensioning adalah metode prestressing dimana tendon/strand ditarik setelah proses pengecoran dan beton mencapai kuat tekan yang diijinkan untuk proses penarikan.

Tahapan Post-tensioning

tahapan-postensioning

Penggunaan post-tensioning

penggunaan-posttensioning

2. Berdasarkan posisi tendon

  • Internal Prestressing

Internal prestressing adalah pretress berada di dalam struktur yang akan diberikan gaya prestress sehinga gaya yang bekerja di dalam elemen struktur.



  • Eksternal Prestressing

Eksternal prestressing adalah posisi tendon berada di luar elemen struktur sehingga gaya prestress bekerja di luar struktur. Banyak digunakan pada pekerjaan perkuatan dan retrofitting struktur.
eksternal-prestressing

Demikian artikel mengenai jenis-jenis beton prategang, Terima kasih semoga bermanfaat.

Minggu, 14 Juni 2020

Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

Metode Pelaksanaan Konstruksi Jembatan

Metode Konstruksi Jembatan

Dalam proses pembangunan jembatan jenis metode konstruksi sangat berpengaruh terhadap pendekatan desain yang dilakukan. Secara garis besar ada 2 cara yaitu metode cast insitu dan metode cast eksitu.

Baca juga :  

Pembebanan pada jembatan
Cara menghitung tulangan balok

1. Metode Cast Insitu

Metode Cast insitu merupakan metode dengan cara cor ditempat atau dilokasi pembangunan jembatan. Metode ini dibagi lagi menjadi beberapa cara sebagai berikut :

    a.  Cast insitu by shoring

          
Cast-insitu-by-shoring
           
Metode ini merupakan metode paling sederhana dan konvensional. Metode dilakukan dengan cara memasang shoring secara masif untuk menahan proses pengecoran konstruksi jembatan. Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena shoring yang digunakan sangat mengganggu mobilitas dibawah konstruksi.

    b. Cast insitu by form traveller

cast-insitu-by-form-traveller

Metode ini dilakukan dengan cara menggunakan form traveller untuk mengecor segmen per segmen jembatan.

    c. Cast insitu by movable scaffolding system

cast-insitu-movable-scaffolding
Metode ini dilakukan dengan menggunakan sebuah system scaffolding yang dapat berpindah-pindah. Metode ini jarang digunakan karena keterbatasan peralatan diindonesia.

    d. incremental launching method



2. Metode Cast Eksitu / Precast

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengecoran diluar area pembangunan jembatan. Metode ini semakin banyak digunakan karena kemudahan dan kecepatan proses pengerjaan. Metode ini dibagi 2 yaitu balance cantilever dan span by span.

    a. Balance Cantilever

         
        

balance-cantilever-by-lifting-frame

balance-cantilever-by-gantry.png

 

    b. Span by Span


span-by-span-om-shoring.png



Demikian artikel mengenai jenis-jenis metode konstruksi pada jembatan, Semoga bermanfaat dan apabila ada pertanyaan silahkan tulis dikolom komentar.


Minggu, 03 Mei 2020

Cara Menghitung Beban Jembatan

Cara Menghitung Beban Jembatan


PEMBEBANAN PADA JEMBATAN



Dalam mendesain sebuah jembatan hal yang pertama kali kita lakukan adalah mengidentifikasi beban yang terjadi pada jembatan. Untuk selanjutnya dianalisis berdasarkan idealisasi struktur.
Secara umum beban pada jembatan dapat dibagi menjadi 3, yaitu beban primer, beban sekunder dan beban khusus

1. Beban Primer

    a.      Beban Mati
    b.      Beban Hidup
    c.       Beban Kejut
    d.      Beban akibat tekanan tanah

2. Beban Sekunder

    a.      Beban angin
    b.      Beban akibat perbedaan suhu
    c.       Beban akibat rangkak dan susut
    d.      Beban rem dan traksi
    e.      Beban Gempa
    f.        Beban Gese

3. Beban Khusus

    a.      Beban akibat gaya sentrifugal
    b.      Beban akibat gaya tumbuk pada jembatan layang
    c.       Beban akibat konstruksi
    d.      Beban aliran air dan tumbukan benda-benda hanyutan

Pada umumnya beban yang paling signifikan berpengaruh terhadap struktur adalah beban primer, kecuali beban akibat gempa.
Untuk detail mengenai perhitungan beban sangat bergantung pada peraturan yang akan kita gunakan. Ada banyak peraturan yang digunakan diseluruh dunia, seperti AASHTO di amerika serikat, BI di inggris, dan JIS di jepang. Sementara diindonesia telah dikemas dalam Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya tahun 1987 (PPJJR 1987).

Demikian artikel mengenai pembebanan pada jembatan secara umum, untuk lebih detail akan dijelaskan lebih lanjut di artikel berikutnya. terima kasih.

Notification
Terima kasih telah berkunjung di website kami, Semoga Bermanfaat. Best Regards
Done