Panduan Mendesain Balok Beton Bertulang Sesuai SNI: Langkah Demi Langkah - Civil Network
News Update
Loading...

Minggu, 16 Februari 2025

Panduan Mendesain Balok Beton Bertulang Sesuai SNI: Langkah Demi Langkah

Panduan Mendesain Balok Beton Bertulang Sesuai SNI: Langkah Demi Langkah


Balok beton bertulang merupakan elemen struktural yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan dan infrastruktur. Desain balok beton bertulang harus memenuhi standar keamanan dan efisiensi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Artikel ini akan membahas langkah-langkah dalam mendesain balok beton bertulang berdasarkan SNI 2847:2019.

1. Menentukan Beban yang Bekerja

Langkah pertama dalam desain balok beton bertulang adalah menentukan beban yang bekerja, yang terdiri dari:

  • Beban mati (self-weight, berat beton, finishing, dll.)
  • Beban hidup (penghuni, perabot, kendaraan, dll.)
  • Beban tambahan seperti gempa dan angin sesuai peraturan yang berlaku.

Perhitungan beban menggunakan kombinasi beban berdasarkan SNI 1727:2020.

2. Menentukan Dimensi Balok

Dimensi awal balok dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau aturan praktis:

  • Lebar balok (b): 1/12 hingga 1/10 dari panjang bentang
  • Tinggi balok (h): 1/10 hingga 1/8 dari panjang bentang
  • Tinggi efektif (d): h - selimut beton - diameter tulangan

Sebagai contoh, untuk balok dengan bentang 6 m, tinggi awal dapat dipilih sekitar 50 cm dan lebar 25 cm.

3. Menghitung Momen Lentur

Momen lentur dihitung berdasarkan kombinasi beban yang bekerja. Untuk balok sederhana dengan beban merata: 

M=wL28M = \frac{wL^2}{8} 

Dimana:

  • ww = beban merata (kN/m)
  • LL = panjang bentang (m)

4. Menentukan Kebutuhan Tulangan Tarik

Setelah mendapatkan momen lentur, kapasitas nominal balok dihitung berdasarkan rumus:

  Mn=Asfy(da2)M_n = A_s f_y \left( d - \frac{a}{2} \right) 

Dimana:

  • AsA_s = luas tulangan tarik (mm²)
  • fyf_y = kuat leleh baja tulangan (MPa)
  • dd = tinggi efektif balok (mm)
  • aa = tinggi blok tegangan beton, dihitung dari: a=Asfy0.85fcba = \frac{A_s f_y}{0.85 f'_c b}

Dari persamaan ini, luas tulangan tarik dapat ditentukan.

5. Menentukan Kebutuhan Tulangan Geser (Sengkang)

Jika gaya geser VuV_u lebih besar dari kapasitas geser beton VcV_c, maka perlu tulangan geser tambahan yang dihitung dengan: 

Av=VuVc0.87fyd/sA_v = \frac{V_u - V_c}{0.87 f_y d/s} 

Dimana:

  • AvA_v = luas tulangan geser per jarak s (mm²)
  • ss = jarak antar sengkang (mm)

6. Cek Defleksi dan Ketahanan Layanan

Defleksi balok harus memenuhi batas yang ditentukan dalam SNI 2847:2019. Defleksi dihitung berdasarkan momen inersia efektif.

7. Detailing dan Gambar Tulangan

Setelah perhitungan selesai, hasilnya dituangkan dalam gambar teknis yang mencakup:

  • Dimensi balok
  • Penempatan tulangan tarik dan tekan
  • Detail tulangan geser

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
Terima kasih telah berkunjung di website kami, Semoga Bermanfaat. Best Regards
Done